1.1 SISTEM MANAJEMEN MUTU
Pengertian Sistem Manajemen Mutu menurut
Gasperz (2002;10) adalah “Suatu
Sistem Manajemen Mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan
Praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan
menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/jasa) terhadap
kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan
atau organisasi”
Sistem Manajemen Mutu mendefenisikan
bagaimana organisasi menerapkan praktek-praktek manajemen mutu secara konsisten
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar.
Tujuan
dari sistem manajemen mutu sebagai berikut:
i.
Menjamin kesesuaian dari suatu proses
dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu; Kesesuaian antara
kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan pada suatu standar tertentu terhadap
proses dan produk yang dihasilkan oleh perusahaan sangat penting.
ii.
Memberikan kepuasan kepada konsumen
melalui pemenuhan kebutuhan dan persyaratan proses dan produk yang ditentukan
pelanggan dan organisasi; Keputusan pelanggan adalah reaksi emosional dan
rasional positif pelanggan. Untuk mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan,
segenap personil organisasi dituntut untuk memliki kompetensi dalam menjalankan
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
1.1.1 ISO
9000
Seri standar ISO
9000 digunakan untuk memperagakan kemampuan organisasi untuk taat asas dalam
memberikan produk yang memenuhi permintaan pelanggan dan peraturan yang
berlaku. Tujuannya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan
sistem manajemen mutu secara efektif, termasuk proses perbaikan yang
berkelanjutan (continuous improvement).
Ada delapan prinsip dasar manajemen mutu
berdasarkan standar ISO 9000, yaitu:
·
Pusat dan perhatian pelanggan
Seluruh Tenaga Pendidik dan Tenaga
Kependidikan harus memahami dan menyadari bahwa kelangsungan hidup lembaga
sangat bergantung pada pelanggan. Oleh karena itu semua pihak harus berusaha
dan kalau bisa melampaui harapan pelanggan, sehingga merekan puas menjadi
pelanggan lembaga.
·
Kepemimpinan
Pemimpin pada semua tingkatan harus
mampu menciptakan dan memelihara lingkungan intern unit kerjanya sehingga semua
Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan di unit kerja tersebut dapat melibatkan
diri secara penuh dalam upaya melaksanakan misi untuk mewujudkan visi lembaga.
·
Pelibatan Orang
Semua pimpinan unit kerja harus
menyadari bahwa orang merupakan inti sebuah organisasi. Oleh karena itu
pelibatan orang mutlak dilakukan untuk melaksanakan kegiatan apapun. Kemampuan
semua orang perlu didayagunakan secara maksimal untuk manfaat unit kerja dan
lembaga.
·
Pendekatan Proses
Hasil yang dikehendaki akan tercapai
lebih efisien bila dalam melaksanakan suatu kegiatan, sumber daya terkait
sebagai suatu proses.
·
Pendekatan sistem pada manjemen
Mengetahui, memahami dan mengelola
proses yang saling terkait sebagai suatu sistem memberi sumbangan pada
keefektifan dan efisiensi lembaga dalam mencapai tujuannya.
·
Perbaikan Berlanjut
Perbaikan berlanjut (continual improvement) kinerja lembaga
secara menyeluruh harus menjadi perhatian utama semua pihak mulai dari pemimpin
tertinggi sampai pada semua staf di lapisan bawah.
·
Pedekatan fakta dalam pengambilan
keputusan
Setiap pengambilan
keputusan pada tingkatan apapun harus dilakukan berdasarkan data dan dan
informasi yang objektif.
·
Perbaikan Berlanjut
Semua pihak harus
menyadari bahwa suatu organisasi dan pemasok saling bergantung satu sama lain,
karena itu harus dibangun hubungan saling menguntungkan guna meningkatkan
kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai.
1.1.2 TQM (Total Quality Management)
TQM atau Total Quality Management adalah strategi manajemen yang
ditujukan untuk menanamkan sebuah kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi.
Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah
“suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas,
berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka
panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota
dalam organisasi serta masyarakat.”
Filosofi dasar dari TQM adalah “sebagai
efek dari kepuasan konsumen, sebuah organisasi dapat mengalami kesuksesan”. Kendaraan
yang digunakan dalam TQM:
1. Manajemen
Harian.
2. Manajemen
Kebijakan.
3. Manajemen Cross-functional.
4. Gugus
Kendali Mutu.
Total Quality
Management telah digunakan secara luas dalam manufaktur
,pendidikan ,pemerintahan ,dan industri jasa, bahkan program-program luar
angkasa dan ilmu pengetahuan NASA.
1.1.3. Six Sigma
Six Sigma adalah
suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management (TQM),
sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi
perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat
produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya. Six
sigma juga disebut sistem komprehensif, maksudnya adalah
strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan mendukung kesuksesan
bisnis.
Six Sigma disebut
strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, disebut disiplin
ilmu karena mengikuti model formal, yaitu DMAIC ( Define,
Measure, Analyze, Improve, Control )dan alat karena digunakan
bersamaan dengan yang lainnya, seperti Diagram Pareto
(Pareto Chart) dan Histogram.
Kesuksesan peningkatan kualitas dan kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan
untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Kemampuan ini adalah hal
fundamental dalam filosofi six sigma.
1.2 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Pengertian (Definisi)
Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) secara umum merujuk pada 2 (dua)
sumber, yaitu Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dan pada Standar OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety
Management Systems.
Pengertian (Definisi)
Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut Permenaker No 5
Tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sedangkan Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut standar OHSAS 18001:2007 ialah
bagian dari sebuah sistem manajemen organisasi (perusahaan) yang digunakan
untuk mengembangkan dan menerapkan Kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 organisasi (perusahaan) tersebut.
Elemen-Elemen Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja bisa beragam tergantung dari sumber
(standar) dan aturan yang kita gunakan. Secara umum, Standar Sistem Manajemen
Keselamatan Kerja yang sering (umum) dijadikan rujukan ialah Standar OHSAS
18001:2007, ILO-OSH:2001 dan Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
1.3 standar manajemen lingkungan iso 14000
ISO 14000
series merupakan seperangkat standar internasional
bidang manajemen lingkungan yang dimaksudkan untuk membantu organisasi di seluruh dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungannya. Perumusan standar ISO 14000 series diprakarsai dunia usaha sebagai kontribusi terhadap pencapaian Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992. Wakil pihak pemerintah, dunia usaha, pakar, praktisi dan pihak lain yang berkepentingan terlibat dalam perumusan standar tersebut. ISO 14000 series mencakup beberapa kelompok perangkat pengelolaan lingkungan. Sistem Manajemen Lingkungan, Audit Lingkungan, Evaluasi Kinerja Lingkungan, Ekolabel, dan Kajian Daur Hidup Produk. Penerapan standar tersebut bersifat sukarela. Standar yang paling populer adalah ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan yang menjadi dasar sertifikasi ISO 14001.
bidang manajemen lingkungan yang dimaksudkan untuk membantu organisasi di seluruh dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungannya. Perumusan standar ISO 14000 series diprakarsai dunia usaha sebagai kontribusi terhadap pencapaian Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992. Wakil pihak pemerintah, dunia usaha, pakar, praktisi dan pihak lain yang berkepentingan terlibat dalam perumusan standar tersebut. ISO 14000 series mencakup beberapa kelompok perangkat pengelolaan lingkungan. Sistem Manajemen Lingkungan, Audit Lingkungan, Evaluasi Kinerja Lingkungan, Ekolabel, dan Kajian Daur Hidup Produk. Penerapan standar tersebut bersifat sukarela. Standar yang paling populer adalah ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan yang menjadi dasar sertifikasi ISO 14001.
Semua
organisasi dari beragam jenis kegiatan, beragam ukuran,
berbeda lokasi, pada prinsipnya dapat menerapkan standar ISO 14000, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Beberapa pihak organisasi perlu dan berkepentingan untuk menunjukkan kepada pihak lain (mitra usaha, konsumen, masyarakat, investor, dll) bahwa kegiatan pengelolaan lingkungan organisasi yang bersangkutan. Mengikuti standar yang diakui secara internasional, seperti ISO 14000. Faktor pendorong utama dalam penerapan standar ISO 14000 di seluruh dunia adalah semakin meningkatnya kepedulian berbagai pihak terhadap pentingnya upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Di satu sisi, pihak organisasi ybs dapat secara proaktif menerapkan standar ISO 14000 untuk meningkatkan citra organisasi dan meningkatkan daya saingnya, sementara di sisi lain banyak organisasi lain merasa perlu menerapkan standar ISO 14000 untuk mengantisipasi permintaan konsumen dan mitra usaha.
berbeda lokasi, pada prinsipnya dapat menerapkan standar ISO 14000, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Beberapa pihak organisasi perlu dan berkepentingan untuk menunjukkan kepada pihak lain (mitra usaha, konsumen, masyarakat, investor, dll) bahwa kegiatan pengelolaan lingkungan organisasi yang bersangkutan. Mengikuti standar yang diakui secara internasional, seperti ISO 14000. Faktor pendorong utama dalam penerapan standar ISO 14000 di seluruh dunia adalah semakin meningkatnya kepedulian berbagai pihak terhadap pentingnya upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Di satu sisi, pihak organisasi ybs dapat secara proaktif menerapkan standar ISO 14000 untuk meningkatkan citra organisasi dan meningkatkan daya saingnya, sementara di sisi lain banyak organisasi lain merasa perlu menerapkan standar ISO 14000 untuk mengantisipasi permintaan konsumen dan mitra usaha.
1.3.1 Manfaat penerapan standar
ISO 14000
Penerapan standar ISO 14000 berpotensi untuk, antara
lain :
a)
Meningkatkan citra organisasi.
b)
Meningkatkan kinerja lingkungan
organisasi.
c)
Meningkatkan penaatan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan.
d)
Mengurangi resiko usaha.
e)
Meningkatkan efisiensi kegiatan.
f)
Meningkatkan daya saing.
g)
Meningkatkan komunikasi internal dan
hubungan baik dengan berbagai pihak berkepentingan.
h)
Memperbaiki manajemen organisasi dengan
menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan,
do, check, act), dan lain lain.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar