Rabu, 04 Januari 2017

Standard Management


1.1  SISTEM MANAJEMEN MUTU
Pengertian Sistem Manajemen Mutu menurut Gasperz (2002;10) adalah “Suatu Sistem Manajemen Mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan Praktek-praktek standar  untuk manajemen sistem  yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan atau organisasi”
Sistem Manajemen Mutu mendefenisikan bagaimana organisasi menerapkan praktek-praktek manajemen mutu secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar.

Tujuan dari sistem manajemen mutu sebagai berikut:
              i.      Menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu; Kesesuaian antara kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan pada suatu standar tertentu terhadap proses dan produk yang dihasilkan oleh perusahaan sangat penting.
            ii.      Memberikan kepuasan kepada konsumen melalui pemenuhan kebutuhan dan persyaratan proses dan produk yang ditentukan pelanggan dan organisasi; Keputusan pelanggan adalah reaksi emosional dan rasional positif pelanggan. Untuk mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan, segenap personil organisasi dituntut untuk memliki kompetensi dalam menjalankan tugas dan  tanggung jawabnya masing-masing.

1.1.1     ISO 9000
Seri standar ISO 9000 digunakan untuk memperagakan kemampuan organisasi untuk taat asas dalam memberikan produk yang memenuhi permintaan pelanggan dan peraturan yang berlaku. Tujuannya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem manajemen mutu secara efektif, termasuk proses perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement).
Ada delapan prinsip dasar manajemen mutu berdasarkan standar ISO 9000, yaitu:
·      Pusat dan perhatian pelanggan
Seluruh Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan harus memahami dan menyadari bahwa kelangsungan hidup lembaga sangat bergantung pada pelanggan. Oleh karena itu semua pihak harus berusaha dan kalau bisa melampaui harapan pelanggan, sehingga merekan puas menjadi pelanggan lembaga.
·      Kepemimpinan
Pemimpin pada semua tingkatan harus mampu menciptakan dan memelihara lingkungan intern unit kerjanya sehingga semua Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan di unit kerja tersebut dapat melibatkan diri secara penuh dalam upaya melaksanakan misi untuk mewujudkan visi lembaga.
·      Pelibatan Orang
Semua pimpinan unit kerja harus menyadari bahwa orang merupakan inti sebuah organisasi. Oleh karena itu pelibatan orang mutlak dilakukan untuk melaksanakan kegiatan apapun. Kemampuan semua orang perlu didayagunakan secara maksimal untuk manfaat unit kerja dan lembaga.
·      Pendekatan Proses
Hasil yang dikehendaki akan tercapai lebih efisien bila dalam melaksanakan suatu kegiatan, sumber daya terkait sebagai suatu proses.
·      Pendekatan sistem pada manjemen
Mengetahui,  memahami dan mengelola proses yang saling terkait sebagai suatu sistem memberi sumbangan pada keefektifan dan efisiensi lembaga dalam mencapai tujuannya.
·      Perbaikan Berlanjut
Perbaikan berlanjut (continual improvement) kinerja lembaga secara menyeluruh harus menjadi perhatian utama semua pihak mulai dari pemimpin tertinggi sampai pada semua staf di lapisan bawah.
·         Pedekatan fakta dalam pengambilan keputusan
Setiap pengambilan keputusan pada tingkatan apapun harus dilakukan berdasarkan data dan dan informasi yang objektif.
·         Perbaikan Berlanjut
Semua pihak harus menyadari bahwa suatu organisasi dan pemasok saling bergantung satu sama lain, karena itu harus dibangun hubungan saling menguntungkan guna meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai.

1.1.2     TQM (Total Quality Management)
TQM atau Total Quality Management adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan sebuah kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah “suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.”
Filosofi dasar dari TQM adalah “sebagai efek dari kepuasan konsumen, sebuah organisasi dapat mengalami kesuksesan”. Kendaraan yang digunakan dalam TQM:
1.   Manajemen Harian.
2.   Manajemen Kebijakan.
3.   Manajemen Cross-functional.
4.   Gugus Kendali Mutu.
Total Quality Management  telah digunakan secara luas dalam manufaktur ,pendidikan ,pemerintahan ,dan industri jasa, bahkan program-program luar angkasa dan ilmu pengetahuan NASA.

1.1.3.   Six Sigma 
Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya. Six sigma juga disebut sistem komprehensif, maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis.
Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal, yaitu DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve, Control )dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, seperti Diagram Pareto (Pareto Chart) dan Histogram. Kesuksesan peningkatan kualitas dan kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Kemampuan ini adalah hal fundamental dalam filosofi six sigma.

1.2  SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) secara umum merujuk pada 2 (dua) sumber, yaitu Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan pada Standar OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety Management Systems.
Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sedangkan Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut standar OHSAS 18001:2007 ialah bagian dari sebuah sistem manajemen organisasi (perusahaan) yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan Kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 organisasi (perusahaan) tersebut.
Elemen-Elemen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja bisa beragam tergantung dari sumber (standar) dan aturan yang kita gunakan. Secara umum, Standar Sistem Manajemen Keselamatan Kerja yang sering (umum) dijadikan rujukan ialah Standar OHSAS 18001:2007, ILO-OSH:2001 dan Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

1.3  standar manajemen lingkungan iso 14000
ISO 14000 series merupakan seperangkat standar internasional
bidang manajemen lingkungan yang dimaksudkan untuk membantu organisasi di seluruh dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungannya. Perumusan standar ISO 14000 series diprakarsai dunia usaha sebagai kontribusi terhadap pencapaian Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992. Wakil pihak pemerintah, dunia usaha, pakar, praktisi dan pihak lain yang berkepentingan terlibat dalam perumusan standar tersebut. ISO 14000 series mencakup beberapa kelompok perangkat pengelolaan lingkungan. Sistem Manajemen Lingkungan, Audit Lingkungan, Evaluasi Kinerja Lingkungan, Ekolabel, dan Kajian Daur Hidup Produk. Penerapan standar tersebut bersifat sukarela. Standar yang paling populer adalah ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan yang menjadi dasar sertifikasi ISO 14001.
Semua organisasi dari beragam jenis kegiatan, beragam ukuran,
berbeda lokasi, pada prinsipnya dapat menerapkan standar ISO 14000, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Beberapa pihak organisasi perlu dan berkepentingan untuk menunjukkan kepada pihak lain (mitra usaha, konsumen, masyarakat, investor, dll) bahwa kegiatan pengelolaan lingkungan organisasi yang bersangkutan. Mengikuti standar yang diakui secara internasional, seperti ISO 14000. Faktor pendorong utama dalam penerapan standar ISO 14000 di seluruh dunia adalah semakin meningkatnya kepedulian berbagai pihak terhadap pentingnya upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Di satu sisi, pihak organisasi ybs dapat secara proaktif menerapkan standar ISO 14000 untuk meningkatkan citra organisasi dan meningkatkan daya saingnya, sementara di sisi lain banyak organisasi lain merasa perlu menerapkan standar ISO 14000 untuk mengantisipasi permintaan konsumen dan mitra usaha.

1.3.1     Manfaat penerapan standar ISO 14000
Penerapan standar ISO 14000 berpotensi untuk, antara lain :
a)   Meningkatkan citra organisasi.
b)   Meningkatkan kinerja lingkungan organisasi.
c)   Meningkatkan penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan.
d)  Mengurangi resiko usaha.
e)   Meningkatkan efisiensi kegiatan.
f)    Meningkatkan daya saing.
g)   Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak berkepentingan.
h)   Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act), dan lain lain.

Sumber  :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar