Senin, 02 November 2015

Perbedaan Motor Diesel Dan Motor Bensin



Dimana Kita Ketahui Bahwa Motor Bensin Itu Menggunakan Bahan Bakar Bensin Sedangkan Motor Disel Berbahan Bakar Solar.
Mesin Disel Biasanya Digunakan Pada Kendaraan/Alat Berat Seperti HD.Sedangkan Mesin mensin Biasanya Digunakan Di Kendaraan Roda Dua Dan Kendaraan roda Empat Yang Ukurannya Relatif Kecil.

Motor Diesel:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ-hyNheWF9LNfJkCUI_I_q9vLABB8GXWnu9vxHkxSZ_t242qVLsvpm1yJzDzvqNf3_q5UOBjRQWDAS-m95qzSPAHK51URL4lCunVPd9KpfZDLsoyAwKCqrx0X8acFFAf0eIGZJyDcwKs/s1600/mesin+disel.jpg
motor bensin:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHXbAksLG9HLf_ksYDrbmWi2b1vCml3QI6IGhRk4j8ufPOsOPGI0S2qaYnSyKPp9a1JYWdZ9u2HXrCb7yKDB_6IQnDCqP1yFoNhSSn20X6-R729DU_QNtk2G-PBnAS2NFH2DZKhkHKX28/s1600/mesin+bensin.jpg


NO.
Motor Bensin
Motor Diesel
1.
Bahan bakar bensin
Bahan bakar diesel
2.
Getaran mesin halus
Getaran mesin besar
3.
Menggunakan karburator
Menggunakan pompa bahan bakar dan pengabut
4.
Bentuk ruang bakar cukup sederhana
Bentuk ruang bakar cukup rumit
5.
Metode pengapian dengan loncatan bunga api listrik sederhana
Metode pengapian sendiri
6.
Campuran terjadi sebelum kompresi
Campuran terjadi setelah kompresi
7.
Perbandingan kompresi 6-12 kg/cm2
Perbandingan kompresi 15-30 kg/cm2
8.
Menggunakan proses otto
Menggunakan proses sabathe


perbandingan oli sintetik & oli mineral





Oli synthetic biasanya disarankan untuk mesin2 berteknologi terbaru (turbo, supercharger, dohc, dsbnya) juga yang membutuhkan pelumasan yang lebih baik (racing) dimana celah antar part/logam lebih kecil/sempit/presisi dimana hanya oli synthetic yang bisa melapisi dan mengalir sempurna. Oli synthetic tidak disarankan untuk mesin yang berteknologi lama dimana celah antar part biasanya sangat besar/renggang sehingga bila menggunakan oli synthetic biasanya menjadi lebih boros karena oli ikut masuk keruang pembakaran dan ikut terbakar sehingga oli cepat habis dan knalpot agak ngebul.

SYNTHETIC OIL
MINERAL OIL
Lebih stabil pada temperatur tinggi
Kurang stabil pada temperatur tinggi
Mengontrol/Mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin

Sirkulasi lebih lancar pada waktu start pagi hari/cuaca dingin

Melumasi dan melapisi metal lebih baik dan mencegah terjadi gesekan antar logam yang berakibat kerusakan mesin
Melumasi dan melapisi metal kurang baik dalam mencegah terjadi gesekan antar logam yang berakibat kerusakan mesin
Tahan terhadapan perubahan/oksidasi sehingga lebih tahan lama sehingga lebih ekonomis dan efisien

Mengurangi terjadinya gesekan, meningkatkan tenaga dan mesin lebih dingin

Mengandung detergen yang lebih baik untuk membersihkan mesin dari kerak


Jadi untuk mesin yang diproduksi tahun 2001 keatas disarankan sudah menggunakan oli yang bertipe synthetic baik semi synthetic (campuran dengan mineral oil) atau fully-synthetic.
Note: Kalau untuk pemakaian sehari-hari cukup yang semi synthetic.
Oli untuk motor sampai saat ini belum dapat informasinya yang sudah API SL.
Oli motor synthetic hampir semuanya baru SJ, kalo mineral mungkin baru SG/SH.

Mineral Oil :
§ Sprinta 2000 : SAE 20W-50, API SG
§ Evalube 4T : SAE 20W-50, API SF
§ Mesran Super : SAE 20W-50, API SG
§ Enduro 4T : SAE 20W-50, API SG
§ Penzoil Motorcycle 4T : SAE 20W-50, API SF

Oli yang bagus (biasanya synthetic) mampu memberikan lapisan film tipis yang pada komponen metal yang bergerak yang mana berguna untuk mengurangi gesekan komponen metal sehingga suara mesin jadi lebih halus dan tarikan lebih mantap.


perbandingan DOHC dan SOHC



Dalam otomotif roda dua tentunya yang paling sering kita dengar adalah istilah mesin DOHC dan mesin SOHC. Apa sih pengertiannya, dan apa saja perbedaan antara keduanya?? 
DOHC adalah Double Over Head Camshaft, dan SOHC adalah Single Over Head Camshaft. Dari singkatan tadi bisa disimpulkan  perbedaan DOHC dan SOHC adalah pada jumlah camshaft (noken as) yang ada pada head cylinder. Camshaft adalah batang silinder yang berfungsi untuk mengatur timing buka tutup katup (klep) masuk bahan bakar dan katup keluarnya gas buang. Mesin DOHC memiliki dua camshaft sedangkan SOHC hanya satu camshaft.



DOHC
Pada mesin DOHC dalam satu piston memiliki dua camshaft di head cylinder. Masing masing camshaft ini menggerakkan langsung 2 katup. Dimana 2 katup mengatur masuknya bahan bakar dan 2 katup lainnya mengatur keluarnya gas buang. Dengan jumlah klep dua kali lebih banyak (2 klep masuk dan 2 klep keluar) power yang dihasilkan otomatis lebih besar, karena penyaluran bahan bakar ke mesin dan penyaluran gas buang ke knalpot lebih besar. Motor yang menggunakan mesin jenis ini antara lain: CB150R, Satria FU150, YZF-R25, Ninja 250FI.
 

CB150R engine DOHC

  
Fu150 engine DOHC











SOHC
Mesin SOHC hanya memiliki satu camshaft (noken as) yang berada ditengah head cylinder, sehingga mesin hanya memiliki 2 katup saja. Satu katup untuk mengatur bahan bakar masuk dan satu lagi mengatur keluarnya gas buang. Pengaturan buka tutup katup digerakkan oleh rocker arm yang terhubung langsung dengan camshaft. Motor yang menggunakan mesin jenis ini banyak sekali terutama pada motor ber cc kecil seperti matik, dan cub. Pada motor sport antara lain: Verza 150, Byson, V-ixion, Megapro, Gixxer.
Pada perkembangannya mesin SOHC dengan satu Camshaft tidak hanya berisi 2 katup saja, melainkan bisa juga ditempatkan 4 buah katup. Hal ini dilakukan dengan memodifikasi kepala rocker arm menjadi bercabang dua pada katup in dan katup ex. Dengan 4 katup, power yang dihasilkan bisa di tingkatkan, contohnya mesin YZF-R15 dan V-ixion.
 


SOHC R15 4 Valve


No.
MESIN DOHC
MESIN SOHC
1.
4 katup 2 camshaft
2 atau 4 katup 1 camshaft
2.
Power mesin dan RPM lebih besar dan stabil
Angka RPM (putaran mesin) rendah, sehingga top speed tidak terlalu tinggi
3.
Biaya produksi & perawatan lebih mahal
Biaya produksi & perawatan murah
4.
Boros bahan bakar
Irit bahan bakar

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa baik mesin DOHC maupun SOHC, pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatur buka tutupnya katup. Namun untuk mendapatkan power atau torsi maksimal, baik DOHC maupun SOHC banyak sekali faktor lain yang berpengaruh, misalnya besarnya klep, besarnya sudut klep, diameter silinder dan panjangnya langkah piston (overbore/overstroke) dll.