Rabu, 04 Januari 2017

macam-macam standard management

A.    ASME (American Society of Mechanical Engineering)
ASME adalah organisasi dari Amerika Serikat yang mempublikasikan standar yang digunakan di dunia teknik yang meliputi konstruksi dan inspeksi. Adapun cakupan ASME adalah sebagai berikut:
1)    ASME Section I (2010)
Membahas tentang Konstruksi Power Boiler (Rule for Construction of Power Boiler)
2)    ASME Section II (2010)
Membahas tentang Material
3)    ASME Section IX (2010)
Membahas tentang Kualifikasi welding dan Brazing  (Welding and Brazing Qualification)
4)    ASME Section V (2010)
Membahas tentang Non-destructive Examination
5)    ASME Section VIII (2010)
Membahas tentang Konstruksi Power Boiler (Rule for Construction of Power Boiler)
6)    ASME Section XI (2010)
Membahas tentang Rule Inspeksi Komponen Power Plant Nuklir (Rule for Inservice Inspektion of Nuclear Power Plant Components)

B.    ANSI (American National Standard Institute)
ANSI kependekan dari American National Standards Institute (ANSI) yaitu standar yang sudah disetujui dan diterapkan di Amerika. Sebenarnya ANSI sendiri merupakan organisasi sukarela di Amerika yang anggotanya terdiri dari banyak sektor usaha dan pemerintah sendiri yang pembentukan-nya bertujuan memperkuat posisi Amerikadalam hal standarisasi global.
Apakah standard ANSI itu sebenarnya? ANSI adalah dimensi untuk pitch diameter lingkaran baut flange, dan ukuran baut untuk ukuran pipa umum dan peringkat flange ditunjukkan dalam tabel di bawah ini. Semua lubang baut adalah 1/8 “ lebih besar dari diameter.



Tabel ANSI 150

http://abi-blog.com/wp-content/uploads/2014/03/Tabel-ANSI-2.png
http://abi-blog.com/wp-content/uploads/2014/03/Tabel-ANSI-3.png Tabel ANSI 1500



Standard ANSI dan tabel data ANSI untuk standard flange di atas tentunya dibutuhkan pada saat pengerjaan yang berhubungan dengan pemipaan.

C.    ASTM (American Standard for Testing Material)
ASTM standard  operasional / metode analisa Amerika untuk pengujian material, yang sudah dibakukan. Pada evaluasi atau pengukuran suatu besaran, terdapat beberapa prosedur yang harus dilakukan dengan benar supaya hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Prosedur – prosedur itu sendiri akan mengikuti salah satu standar baku yang ditetapkan oleh suatu badan atau otoritas tertentu, salah satunya adalah ASTM. Standar ini diadopsi oleh banyak standar turunan, salah satunya SNI atau Standar Nasional Indonesia. ASTM mengeluarkan standard untuk pengujian material. ASTM mengeluarkan (menjual) Buku dan CD yang berisi Standard Pengujian.
Sedangkan ASM adalah asosiasinya di Amerika. ASM mengembangkan keilmuan yang berhubungan dengan material khususnya logam. ASM biasanya mengeluarkan buku, Handbook, References, mengadakan pelatihan, mengadakan Seminar dll.
Material standar yang dimaksud adalah material yang digunakan untuk Standarisasi. Keduanya (ASM dan ASTM) tidak berhak mengeluarakan sertifikat, yang berhak adalah Badan Standarisasi (misalnya NIST di Amerika) atau yang lainnya.

D.    TEMA (Tubular Exchanger Manufacturers Association)
The Tubular Exchanger Manufacturers Association, Inc (TEMA) adalah asosiasi perdagangan dari produsen terkemuka shell dan penukar panas tabung, yang telah merintis penelitian dan pengembangan penukar panas selama lebih dari enam puluh tahun.
Standar TEMA dan perangkat lunak telah mencapai penerimaan di seluruh dunia sebagai otoritas pada desain shell dan tube penukar panas mekanik.
TEMA adalah organisasi progresif dengan mata ke masa depan. Anggota pasar sadar dan secara aktif terlibat, pertemuan beberapa kali setahun untuk mendiskusikan tren terkini dalam desain dan manufaktur. Organisasi internal meliputi berbagai subdivisi berkomitmen untuk memecahkan masalah teknis dan meningkatkan kinerja peralatan. Upaya teknis koperasi menciptakan jaringan yang luas untuk pemecahan masalah, menambah nilai dari desain untuk fabrikasi.
Apakah memiliki penukar panas yang dirancang, dibuat atau diperbaiki, Anda dapat mengandalkan pada anggota TEMA untuk memberikan desain, terbaru efisien dan solusi manufaktur. TEMA adalah cara berpikir – anggota tidak hanya meneliti teknologi terbaru, mereka menciptakan itu.
Selama lebih dari setengah abad tujuan utama kami adalah untuk terus mencari inovasi pendekatan untuk aplikasi penukar panas. Akibatnya, anggota TEMA memiliki kemampuan yang unik untuk memahami dan mengantisipasi kebutuhan teknis dan praktis pasar saat ini.

E.     JIS  (Japanese Industrial Standards )
JIS menetapkan standar yang digunakan untuk kegiatan industri di Jepang. Proses standarisasi dikoordinasikan oleh Komite Standar Industri Jepang - JISC - dan dipublikasikan melalui Japanese Standards Association - JSA.
Tujuan dari Asosiasi Standar Jepang - JSA - adalah "untuk mendidik masyarakat mengenai standardisasi dan penyatuan standar industri, dan dengan demikian memberikan kontribusi pada peningkatan teknologi dan peningkatan efisiensi produksi".
Proses standarisasi dikoordinasikan oleh  Komite Standar Industri Jepang  dan dipublikasikan melalui Standar Asosiasi Jepang. Di era Meiji, perusahaan swasta bertanggung jawab untuk membuat standar meskipun pemerintah Jepang tidak memiliki standar dan  spesifikasi dokumen dengan tujuan pengadaan untuk artikel tertentu, seperti amunisi. Ini diringkas untuk membentuk standar resmi (JIS lama) pada tahun 1921. Selama Perang Dunia II, standar disederhanakan didirikan untuk meningkatkan produksi materiil. Standar Asosiasi Jepang ini  didirikan setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia ke II pada tahun 1945. Lalu, Komite Standar Industri Jepang membuat sebuah peraturan yang diundangkan pada tahun 1946, dan standar Jepang (JES baru) dibentuk.
Hukum Standardisasi Industri disahkan pada 1949, yang kemudian terbentuk menjadi sebuah landasan hukum bagi Standar Industri Jepang (JIS). Hukum Standardisasi Industri direvisi pada tahun 2004 dan diubah sejak tanggal 1 Oktober 2005, dan telah diterapkan pada sertifikasi ulang. 
Penggunaan tanda tua diizinkan selama masa transisi tiga tahun (sampai 30 September 2008), dan setiap produsen mendapatkan sertifikasi baru atau memperbaharui dibawah persetujuan otoritas telah mampu untuk menggunakan merek JIS baru. Oleh karena itu semua JIS bersertifikat produk Jepang telah memiliki JIS tanda baru sejak 1 Oktober 2008.

 DIN dalam bahasa Inggris, (the German Institute for Standardization ) adalah organisasi nasional Jerman untuk standardisasi dan anggota ISO negara itu . DIN adalah Asosiasi Jerman yang sudah Terdaftar dan berkantor pusat di Berlin . Saat ini ada sekitar tiga puluh ribu Standar DIN , meliputi hampir setiap bidang teknologi .
    DIN Didirikan pada tahun 1917 sebagai Normenausschuß der Deutschen Industrie ( NADI , " Komite Standardisasi Industri Jerman " ) , NADI ini berganti nama Deutscher Normenausschuß ( DNA , " Komite Standarisasi German " ) pada tahun 1926 untuk mencerminkan bahwa organisasi sekarang berurusan dengan isu-isu standardisasi di banyak bidang ; yaitu , tidak hanya untuk produk industri . Pada tahun 1975 itu diubah namanya lagi untuk Deutsches Institut für Normung , atau ' DIN ' dan diakui oleh pemerintah Jerman sebagai badan nasional standar resmi , yang mewakili kepentingan Jerman di tingkat internasional dan Eropa .
    Akronim , ' DIN , ' sering salah diperluas sebagai Deutsche Industrienorm ( " Standar Industri Jerman " ) . Hal ini sebagian besar disebabkan oleh asal bersejarah DIN sebagai " NADI " . NADI memang diterbitkan standar mereka sebagai DI - Norm ( Deutsche Industrienorm ) . Sebagai contoh, standar pertama kali diterbitkan adalah ' DI - Norm 1 ' (tentang pin peruncing ) pada tahun 1918. Banyak orang masih mengasosiasikan DIN keliru dengan yang lama DI - Norm konvensi penamaan. Salah satu yang paling awal , dan mungkin yang paling terkenal , adalah DIN 476 - standar yang memperkenalkan ukuran kertas A -series tahun 1922 - yang diadopsi pada tahun 1975 sebagai Standar Internasional ISO 216. Contoh umum dalam teknologi modern termasuk DIN dan mini - DIN konektor.

Penunjukan standar DIN menunjukkan asal-usulnya ( # menunjukkan angka ) :
1.      DIN # digunakan untuk standar Jerman dengan signifikansi terutama domestik atau dirancang sebagai langkah pertama menuju status internasional .
2.      E DIN # adalah rancangan standar dan DIN V # adalah standar awal .
3.      DIN EN # dipakai untuk edisi Jerman standar Eropa .
4.      DIN ISO # digunakan untuk edisi Jerman standar ISO .
5.      ISO DIN ID # digunakan jika standar ini juga telah -adopted sebagai standar Eropa .

Contoh standar DIN
·         DIN 476 : ukuran kertas internasional (sekarang ISO 216 atau DIN EN ISO 216 )
·         DIN 946 : Penentuan koefisien gesekan rakitan baut / mur dalam kondisi tertentu .
·         DIN 1451 : jenis huruf yang digunakan oleh kereta api Jerman dan pada rambu lalu lintas
·         DIN 4512 : Definisi kecepatan film , sekarang digantikan oleh ISO 5800 : 1987 , ISO 6 : 1993 dan ISO 2240 : . 2003 
·         DIN 31635 : transliterasi dari bahasa Arab
·         DIN 72552 : nomor terminal listrik di mobil

G.    API ( American Petroleum Institute )
API adalah standard yang dibuat untuk memberikan ranking bagi viskositas dan kandungan oli yang berlaku. Ijin oli dari berbagai perusahaan yang berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standard bobot viskositas. Juga ijin oli dari berbagai perusahaan berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standard formulasi isi kandungan oli (terutama untuk meyakinkan isi kandungan oli sesuai dengan aturan system control polusi yang dikeluarkan pemerintah, seperti katalitik converter, tetapi standard ini lebih mengacu pada oli untuk mesin mobil daripada untuk mesin motor.)
Standar API dipengaruhi oleh mandat pemerintah ( seperti kontrol terhadap polusi ), jadi oli yang memenuhi standard rating lebih baru/tinggi bukan berarti performanya lebih baik ( atau bahkan sama ) dengan oli dengan rating yang lebih lama/rendah.

H.    BSI ( Badan Standar Nasional Inggris )
BSI merupakan sebuah badan standardisasi pertama di dunia yang mewakili kepentingan ekonomi dan sosial inggris di semua organisasi standar Eropa dan internasional, Melalui pengembangan solusi informasi bisnis untuk organisasi Inggris dari semua ukuran dan sektor. BSI bekerja dengan industri manufaktur dan jasa, bisnis, pemerintah dan konsumen untuk memfasilitasi produksi standar Inggris, Eropa dan internasional.
Bagian dari BSI Group, BSI memiliki hubungan kerja yang erat dengan pemerintah Inggris, terutama melalui Departemen Inggris untuk Bisnis, Inovasi dan Keterampilan. BSI mendistribusikan nirlaba organisasi, yang berarti bahwa setiap keuntungan yang diinvestasikan kembali ke dalam layanan yang disediakan Sejak didirikan pada tahun 1901 sebagai Komite Standar Teknik, BSI Group telah tumbuh menjadi sebuah organisasi global yang independen terkemuka yang menyediakan jasa solusi bisnis berbasis standar di lebih dari 140 negara.

I.       SNI (Standar Nasional Indonesia)
SNI merupakan suatu dokumen yg berisikan ketentuan teknis, pedoman dan karakteristik kegiatan dan produk yang berlaku secara Nasional untuk membentuk keteraturan yang optimum dalam konteks keperluan tertentu. Dan  SNI adalah satu – satunya standar yang berlaku secara nasional di Indonesia, dimana semua produk atau tata tertib pekerjaan harus memenuhi standart SNI ini.


Sumber:

-          http://risalherman09.blogspot.co.id/2015/12/standard-teknik-dan-standar-manajemen.html

Standard Management


1.1  SISTEM MANAJEMEN MUTU
Pengertian Sistem Manajemen Mutu menurut Gasperz (2002;10) adalah “Suatu Sistem Manajemen Mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan Praktek-praktek standar  untuk manajemen sistem  yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan atau organisasi”
Sistem Manajemen Mutu mendefenisikan bagaimana organisasi menerapkan praktek-praktek manajemen mutu secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar.

Tujuan dari sistem manajemen mutu sebagai berikut:
              i.      Menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu; Kesesuaian antara kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan pada suatu standar tertentu terhadap proses dan produk yang dihasilkan oleh perusahaan sangat penting.
            ii.      Memberikan kepuasan kepada konsumen melalui pemenuhan kebutuhan dan persyaratan proses dan produk yang ditentukan pelanggan dan organisasi; Keputusan pelanggan adalah reaksi emosional dan rasional positif pelanggan. Untuk mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan, segenap personil organisasi dituntut untuk memliki kompetensi dalam menjalankan tugas dan  tanggung jawabnya masing-masing.

1.1.1     ISO 9000
Seri standar ISO 9000 digunakan untuk memperagakan kemampuan organisasi untuk taat asas dalam memberikan produk yang memenuhi permintaan pelanggan dan peraturan yang berlaku. Tujuannya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem manajemen mutu secara efektif, termasuk proses perbaikan yang berkelanjutan (continuous improvement).
Ada delapan prinsip dasar manajemen mutu berdasarkan standar ISO 9000, yaitu:
·      Pusat dan perhatian pelanggan
Seluruh Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan harus memahami dan menyadari bahwa kelangsungan hidup lembaga sangat bergantung pada pelanggan. Oleh karena itu semua pihak harus berusaha dan kalau bisa melampaui harapan pelanggan, sehingga merekan puas menjadi pelanggan lembaga.
·      Kepemimpinan
Pemimpin pada semua tingkatan harus mampu menciptakan dan memelihara lingkungan intern unit kerjanya sehingga semua Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan di unit kerja tersebut dapat melibatkan diri secara penuh dalam upaya melaksanakan misi untuk mewujudkan visi lembaga.
·      Pelibatan Orang
Semua pimpinan unit kerja harus menyadari bahwa orang merupakan inti sebuah organisasi. Oleh karena itu pelibatan orang mutlak dilakukan untuk melaksanakan kegiatan apapun. Kemampuan semua orang perlu didayagunakan secara maksimal untuk manfaat unit kerja dan lembaga.
·      Pendekatan Proses
Hasil yang dikehendaki akan tercapai lebih efisien bila dalam melaksanakan suatu kegiatan, sumber daya terkait sebagai suatu proses.
·      Pendekatan sistem pada manjemen
Mengetahui,  memahami dan mengelola proses yang saling terkait sebagai suatu sistem memberi sumbangan pada keefektifan dan efisiensi lembaga dalam mencapai tujuannya.
·      Perbaikan Berlanjut
Perbaikan berlanjut (continual improvement) kinerja lembaga secara menyeluruh harus menjadi perhatian utama semua pihak mulai dari pemimpin tertinggi sampai pada semua staf di lapisan bawah.
·         Pedekatan fakta dalam pengambilan keputusan
Setiap pengambilan keputusan pada tingkatan apapun harus dilakukan berdasarkan data dan dan informasi yang objektif.
·         Perbaikan Berlanjut
Semua pihak harus menyadari bahwa suatu organisasi dan pemasok saling bergantung satu sama lain, karena itu harus dibangun hubungan saling menguntungkan guna meningkatkan kemampuan keduanya untuk menciptakan nilai.

1.1.2     TQM (Total Quality Management)
TQM atau Total Quality Management adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan sebuah kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah “suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.”
Filosofi dasar dari TQM adalah “sebagai efek dari kepuasan konsumen, sebuah organisasi dapat mengalami kesuksesan”. Kendaraan yang digunakan dalam TQM:
1.   Manajemen Harian.
2.   Manajemen Kebijakan.
3.   Manajemen Cross-functional.
4.   Gugus Kendali Mutu.
Total Quality Management  telah digunakan secara luas dalam manufaktur ,pendidikan ,pemerintahan ,dan industri jasa, bahkan program-program luar angkasa dan ilmu pengetahuan NASA.

1.1.3.   Six Sigma 
Six Sigma adalah suatu alat manajemen baru yang digunakan untuk mengganti Total Quality Management (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian kualitas dengan mendalami sistem produksi perusahaan secara keseluruhan. Memiliki tujuan untuk, menghilangkan cacat produksi, memangkas waktu pembuatan produk, dan mehilangkan biaya. Six sigma juga disebut sistem komprehensif, maksudnya adalah strategi, disiplin ilmu, dan alat - untuk mencapai dan mendukung kesuksesan bisnis.
Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan pelanggan, disebut disiplin ilmu karena mengikuti model formal, yaitu DMAIC ( Define, Measure, Analyze, Improve, Control )dan alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, seperti Diagram Pareto (Pareto Chart) dan Histogram. Kesuksesan peningkatan kualitas dan kinerja bisnis, tergantung dari kemampuan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah. Kemampuan ini adalah hal fundamental dalam filosofi six sigma.

1.2  SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) secara umum merujuk pada 2 (dua) sumber, yaitu Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan pada Standar OHSAS 18001:2007 Occupational Health and Safety Management Systems.
Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sedangkan Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut standar OHSAS 18001:2007 ialah bagian dari sebuah sistem manajemen organisasi (perusahaan) yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan Kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 organisasi (perusahaan) tersebut.
Elemen-Elemen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja bisa beragam tergantung dari sumber (standar) dan aturan yang kita gunakan. Secara umum, Standar Sistem Manajemen Keselamatan Kerja yang sering (umum) dijadikan rujukan ialah Standar OHSAS 18001:2007, ILO-OSH:2001 dan Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

1.3  standar manajemen lingkungan iso 14000
ISO 14000 series merupakan seperangkat standar internasional
bidang manajemen lingkungan yang dimaksudkan untuk membantu organisasi di seluruh dunia dalam meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungannya. Perumusan standar ISO 14000 series diprakarsai dunia usaha sebagai kontribusi terhadap pencapaian Pembangunan Berkelanjutan yang disepakati dalam KTT Bumi di Rio de Janeiro Tahun 1992. Wakil pihak pemerintah, dunia usaha, pakar, praktisi dan pihak lain yang berkepentingan terlibat dalam perumusan standar tersebut. ISO 14000 series mencakup beberapa kelompok perangkat pengelolaan lingkungan. Sistem Manajemen Lingkungan, Audit Lingkungan, Evaluasi Kinerja Lingkungan, Ekolabel, dan Kajian Daur Hidup Produk. Penerapan standar tersebut bersifat sukarela. Standar yang paling populer adalah ISO 14001 Sistem Manajemen Lingkungan yang menjadi dasar sertifikasi ISO 14001.
Semua organisasi dari beragam jenis kegiatan, beragam ukuran,
berbeda lokasi, pada prinsipnya dapat menerapkan standar ISO 14000, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Beberapa pihak organisasi perlu dan berkepentingan untuk menunjukkan kepada pihak lain (mitra usaha, konsumen, masyarakat, investor, dll) bahwa kegiatan pengelolaan lingkungan organisasi yang bersangkutan. Mengikuti standar yang diakui secara internasional, seperti ISO 14000. Faktor pendorong utama dalam penerapan standar ISO 14000 di seluruh dunia adalah semakin meningkatnya kepedulian berbagai pihak terhadap pentingnya upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup. Di satu sisi, pihak organisasi ybs dapat secara proaktif menerapkan standar ISO 14000 untuk meningkatkan citra organisasi dan meningkatkan daya saingnya, sementara di sisi lain banyak organisasi lain merasa perlu menerapkan standar ISO 14000 untuk mengantisipasi permintaan konsumen dan mitra usaha.

1.3.1     Manfaat penerapan standar ISO 14000
Penerapan standar ISO 14000 berpotensi untuk, antara lain :
a)   Meningkatkan citra organisasi.
b)   Meningkatkan kinerja lingkungan organisasi.
c)   Meningkatkan penaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan pengelolaan lingkungan.
d)  Mengurangi resiko usaha.
e)   Meningkatkan efisiensi kegiatan.
f)    Meningkatkan daya saing.
g)   Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak berkepentingan.
h)   Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act), dan lain lain.

Sumber  :