· Pengertian dan Tujuan Ilmu Sosial
Dasar
Ilmu Sosial Dasar adalah ilmu pengetahuan yang digunakan untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia tentang
masalah-masalah sosial yang terjadi pada masyarakat dengan menggunakan
pengertian (fakta, konsep, dan teori) yang berasal dari gabungan disiplin beberapa ilmu sosial.
Ilmu-ilmu sosial tersebut adalah : sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi,
antropologi, dan psikokologi sosial. Dengan begitu antara ilmu-ilmu sosial dan
ilmu sosial dasar tidak ada perbedaan yang prinsipil.
Ilmu sosial dasar menyajikan pemahaman mengenai hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan masalah—masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan yang melihat sasaran studinya sebagai suatu masalah obyektif dan subyektif.
Ilmu sosial dasar menyajikan pemahaman mengenai hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan masalah—masalahnya dengan menggunakan kerangka pendekatan yang melihat sasaran studinya sebagai suatu masalah obyektif dan subyektif.
- Obyektif : konsep dan teori yang berkenaan dengan hakekat manusia dan masalahnya yang telah dikembangkan dalam ilmu-ilmu sosial akan digunakan.
- Subyektif : masalah-masalah yang dibahas tersebut akan dikaji menurut perspektif masyarakat yang bersangkutan dan dibandingkan dengan kacamata pengkaji atau mahasiswa. Masalah-masalah sosial tersebut nantinya akan menemui titik temu untuk diatasi dan diperbaiki bersama.
masalah sosial adalah suatu kondisi atau
perkembangan dalam masyarakat yang berdasarkan atas studi, mempunyai sifat yang
dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
·
Penduduk,
masyarakat dan kebudayaan
Penduduk adalah sejumlah individu yang berkumpul di
suatu tempat. Masyarakat adalah penduduk yang menghuni suatu daerah dalam kurun
waktu yang cukup lama. Sementara kebudayaan adalah sebuah ciri khas yang
dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan dikembangkan secara turun-temurun.
Misalnya berupa kepercayaan, adat istiadat, kesenian, moral, nilai-nilai serta
norma-norma
Dan suatu masyarakat pasti akan menghasilkan suatu kebudayaan yang baru karena
terdapat kemajemukan dalam masyarakat tersebut, sehingga kebudayaan yang baru
pun dapat dibentuk. Dimana mereka belajar tentang adat-istiadat, tata karma,
sopan santun dan lain-lain dalam suatu kebudayaan. Sehingga mereka mampu
memilah mana yang baik dan pantas untuk dibudayakan & di kembangkan dalam
lingkungan masyarakat tersebut. Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu
pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Ditujukan untuk para
pengelola suatu wilayah/negara (PEMERINTAH) agar dapat menanggulangi
masalah-masalah yang akan terjadi kedepannya.
KEPRIBADIAN DAN KEBUDAYAAN
Kepribadian adalah Segala bentuk perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun
dalam dirinya dan digunakan untuk serta menyesuaikan diri terhadap segala
rangsangan baik dari luar maupun dalam. Kepribadian adalah ciri , karakteristik
, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri kita sendiri .
Bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan yang kita terima dilingkungan
jadi yang disebut kepribadian itu adalah campuran dari yang bersifat psikologis
, kejiwaan dan juga fisik.
Definisi
kepribadian menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :
- M.A.W Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang. - Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
kebudayaan berasal dari kata budh- budhi-
budhaya dalam bahasa sansekerta yang berarti akal, sehingga kebudayaan
diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada yang mengatakan bahwa
kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah akal yang
merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau
ikhtiar sebagai unsur jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari
akal dan ikhtiar manusia.
Berikut ini definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa ahli :
1. Edward B.Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, Ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, Ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
3. Koentjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kebudayaan Barat
Kebudayaan Barat adalah sebuah kebudayaan
yang ternyata bersifat kontradiktif antara unsur kebudayaan yang satu dengan
yang lainnya. Kebudayaan Barat dikatakan kontradiktif, karena beberapa hal
yaitu:
- Adanya usaha pengeliminiran antar unsur kebudayaan. Kondisi ini dapat dilihat dari peperangan yang terjadi antara keyakinan dengan sains, keyakinan dengan filsafat, keyakinan dengan seni, keyakinan dengan ekonomi, politik dengan moralitas, moralitas dengan ekonomi, dan lain-lain. Dapat dilihat, suatu hal yang umum diketahui bahwa kondisi tersebut wajar terjadi. Dan bahkan kerap digeneralisir kepada seluruh kebudayaan yang ada di seluruh pelosok bumi. Sehingga muncul anggapan yang naif akibat pencitraan dan kegelapan mata, bahwa sangat sulit untuk menyatukan atau menghentikan peperangan tersebut.
- Mengisolasi atau isolasi unsur kebudayaan yang satu dengan yang lain, sebenarnya merupakan konsekuensi dari eklektis-kontradiktifnya kebudayaan Barat, karena unsur-unsur kebudayaannya tidak berhubungan bahkan bertentangan satu sama lain. Usaha untuk mengisolasi ini adalah sebuah hal yang sudah kita ketahui, lewat ungkapan-ungkapan, seperti seni untuk seni (seni murni), sains untuk sains, politik untuk politik, ekonomi untuk ekonomi, dan hukum untuk hukum.
- ideologisasi pada kebudayaan Barat, dapat dilihat dari penggunaan akhiran “-isme”. Misalnya, materialisme, idealisme, relativisme, empirisme, rasionalisme, positivisme, kapitalisme, sosialisme, komunisme, liberalisme, feminisme, hedonisme, dan masih banyak yang lainnya. Salah satu contoh yaitu Liberalisme, Liberalisme adalah sebuah ideologi yang liberal mulai dari sisi ontologis hingga etis. Masing-masing ideologi sudah mengatur pandangan mulai dari tataran ontologis hingga etis.
Dampak positif yang dapat kita ambil dari kebudayaan barat misalnya:
a) Kemajuan teknologi mereka (orang-orang
barat) yang sudah semakin maju dapat membantu kita memudahkan dalam melakukan
pekerjaan sehari-hari dengan bantuan alat-alat elektronik canggih yang mereka
ciptakan.
b) Dalam bidang politik, Negara
barat cenderung menggunakan system demokrasi. Hal itu
menginspirasikan pemerintahan Negara kita untuk mengunakan sitem pemerintahan
yang terbuka dan demokratis.
c) Dalam bidang sosial budaya kita
dapat meniru pola berpikir mereka yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan
disiplin dan Iptek dari bangsa barat yang sudah maju untuk meningkatkan
kemajuan bangsa.
Dampak negatif yang ditimbulkan dari kebudayaan barat diantaranya:
a) Generasi muda sekarang lebih suka meniru
gaya orang-orang barat, misalnya trend mode berbusana. Anak muda zaman sekarang
lebih suka menggunakan barang-barang eksport dan berbusana yang minim-minim
sehingga menyebabkan kurangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri.
b) Munculnya sikap individualisme yang
menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya
individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
c) pergaulan masyarakat barat yang
bebas mulai memengaruhi budaya Indonesia yang sebelumya lebih beradab.
Kebebasan yang kelewat batas itu sebenarnya tidak cocok dengan nilai-nilai
kebudayaan kita. Misalnya saja free sex yang sekarang ini marak terjadi
di Negara kita. Padahal hal itu sangat bertentangan dengan kebudayaan kita yang
menjunjung tinggi norma kesusilaan.
d) Kurangnya rasa hormat tehadap orangtua
dan tidak peduli terhadap lingkungan juga merupakan dampak yang
ditimbulkan dari kebudayaan barat yang menganut kebebasan sehingga mereka
bertindak sesuka hatinya.
· PELAPISAN SOSIAL
A.
Pengertian Pelapisan Sosial
Kata stratification berasal dari
kata stratum, jamaknya strata yang berarti lapisan. Menurut P.J. Bouman,
pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup
dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu.Oleh karena itu, mereka
menuntut gengsi kemasyarakatan. Hal tersebut dapat dilihat dalam kehidupan
anggota masyarakatyang berada di kelas tinggi. Seseorang yang berada di kelas
tinggi mempunyai hak-hak istimewa dibanding yang berada di kelas rendah.
Pelapisan sosial merupakan gejala
yang bersifat universal. Kapan pun dan di dalam masyarakat mana pun, pelapisan
sosial selalu ada.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial adalah
pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara
bertingkat. Wujudnya adalah terdapat lapisan-lapisan di dalam
masyarakat diantaranya ada kelas sosial tinggi, sedang dan rendah.
Pelapisan sosial merupakan perbedaan
tinggi dan rendahnya kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompoknya, bila
dibandingkan dengan posisi seseorang maupun kelompok lainnya. Dasar tinggi dan
rendahnya lapisan sosial seseorang itu disebabkan oleh bermacam-macam
perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi, nilai-nilai sosial, serta
kekuasaan dan wewenang.
Di dalam organisasi masyarakat primitive pun di mana belum mengenai
tulisan, pelapisan masyarakat itu sudah ada. Terwujud dalam bentuk sebagai
berikut :
1)
Adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan
hak dan kewajiban.
2)
Adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak
istimewa.
3)
Adanya pemimpin yang saling berpengaruh.
4)
Adanya orang-orang yang dokecilkan dinluar kasta dan orang-orang yang di luar
perlindungan hokum (cutlaw men).
5)
Adanya pembagian kerja di dalam suku itu sendiri.
6)
Adanya pembedaan standar ekonomi dan di dalam ketidaksamaan ekonomi itu secara
umum.
B. Terjadinya Pelapisan Sosial
1. Terjadi dengan sendirinya.
2. Terjadi dengan disengaja
Didalam sistem organisasi yang
disusun dengan cara ini mengandung dua sistem ialah :
- sistem fungsional : merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang
- sistem fungsional : merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang
tingkatnya berdampingan dan harus
bekerja sama dalam
kedudukan yang sederajat,
misalnya saja didalam organisasi
perkantoran ada kerja
sama antara kepala seksi, dan lain-lain
- sistem scalar : merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga
atau
jenjang dari bawah ke
atas (vertikal)
C. Pembagian sistem Pelapisan Menurut Sifatnya
C. Pembagian sistem Pelapisan Menurut Sifatnya
1. sistem pelapisan masyarakat
yang tertutup
2. sistem pelapisan masyarakat
yang terbuka
D. Teori Tentang Pelapisan Sosial
Bentuk konkrit daripada pelapisan masyarakat ada beberapa macam. Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti:
a. Masyarakat terdiri dari Kelas Atas (Upper Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
b. Masyarakat terdiri dari tiga kelas, yaitu Kelas Atas (Upper Class), Kelas Menengah (Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
c. Sementara itu ada pula sering kita dengar : Kelas Atas (Upper Class), Kelas Menengah (Middle Class), Kelas Menengah Ke Bawah (Lower Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
Ukuran atau kriteria yang biasa
dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat kedalam lapisan-lapisan sosial
adalah sebagai berikut :
• Ukuran kekayaan
• Ukuran kekuasaan
• Ukuran kehormatan
• Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran-ukuran diatas tidaklah
bersifat limitatif (terbatas),tetapi masih ada ukuran-ukuran lain yang dapat
dipergunakan. Akan tetapi, ukuran-ukuran diatas yang menonjol sebagai dasar
timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada
hakikatnya tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh anggota-anggota
masyarakat yang bersangkutan.
·
ELITE DAN MASSA
1.Pengertian elite
Dalam pengertian yang umum elite itu
menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat yang menempati kedudukan
tertinggi. Dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan sekelompok orang
terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang
kekuasaan.
Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan
sangat menentukan watak elite. Contohnya : dalam masyarakat industri watak
elitenya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitif. Di
dalam suatu lapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi
kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai
kebijaksanaan. mereka itu mungkin para pejabat, ulama, guru, petani kaya,
pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi.
Golongan elite sebagai minoritas
sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain :
a) Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
b) Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik yanag bersifat fisik maupun psikhis, material maupun immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.
c) Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain.
d) Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.
a) Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
b) Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik yanag bersifat fisik maupun psikhis, material maupun immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.
c) Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain.
d) Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.
2.Fungsi elite dalam memegang
strategi
Ada kecenderungan untuk menyisihkan
satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting, memiliki kekuasaan
dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan massa.
Penentuan golongan minoritas ini
didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap berbagai peranan yang
dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta meletakkan,dasar-dasar kehidupan
yang akan datang. Golongan minoritas yang berada pada posisi atas secara
fungsional dapat berkuasa dan menentukan dalam studi sosial dikenal dengan
elite.
3.
Pengertian Massa
Massa (mass) atau crowd adalah
suatu bentuk kumpulan (collection)
individu-individu, dalam kumpulan tersebut tidak terdapat interaksi dan dalam
kumpulan tersebut tidak terdapat adanya struktur dan pada umumnya massa
berjumlah orang banyak dan berlangsung lama.
A. Massa menurut Gustave Le Bon (yang dapat dipandang
sebagai pelopor dari psikologi massa) bahwa massa itu merupakan suatu kumpulan
orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan, yang berkumpul dan mengadakan
hubungan untuk sementara waktu, karena minat dan kepentingan yang sementara pula.
Misal orang yang melihat pertandingan sepak bola, orang melihat bioskol\p dan
lain sebagainya (Lih, Gerungan 1900).
B. Massa menurut Mennicke (1948) mempunyai pendapat dan pandangan yang lain shingga ia membedakan antara massa abstrak dan massa konkrit.
-Massa abstrak adalah sekumpulan
orang-orang yang didorong oleh adanya pesamaan minat, persamaan perhatian,
persamaan kepentingan, persamaan tujuan, tidak adanya struktur yang jelas,
tidak terorganisir.
-Massa
konkrit
adalah massa yang mempunyai ciri-ciri:
1) Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya
persamaan
kehendak,
persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.
2) Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki
2) Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki
peraturan sendiri,
kebiasaan sendiri dan sebagainya.
3) Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan
3) Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan
tertentu.
C. Massa menurut Park dan Burgess (Lih. Lindzey,
1959) membedakan antara massa aktif dan massa pasif, massa aktif disebut mob,
sedangkan massa pasif disebut audience. Dalam mob telah ada tindakan-tindakan
nyata misalnya dimontrasi, perkelahian massal dan sebagianya. Sedangkan pada
tindakan yang nyata, misal orang-orang yang berkumpul untuk menjadi mob,
sebaliknya mob dapat berubah menjadi audience.
4. Masyarakat dan Massa
Masyarakat mempunyai arti sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai kalangan dan tinggal didalam satu wilayah, kalangan bisa terdiri dari kalangan orang mampu hingga orang yang tidak mampu. Masyarakat yang sesungguhnya adalah sekumpulan orang yang telah memiliki hukum adat, norma-norma dan berbagai peraturan yang siap untuk ditaati.
Masyarakat mempunyai arti sekumpulan orang yang terdiri dari berbagai kalangan dan tinggal didalam satu wilayah, kalangan bisa terdiri dari kalangan orang mampu hingga orang yang tidak mampu. Masyarakat yang sesungguhnya adalah sekumpulan orang yang telah memiliki hukum adat, norma-norma dan berbagai peraturan yang siap untuk ditaati.
Dalam suatu perkembangan daerah,
masyarakat bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu masyarakat maju dan masyarakat
sederhana. Masyarakat maju adalah masyarakat yang memiliki pola pikir untuk
kehidupan yang akan dicapainya dengan kebersamaan meskipun berbeda golongan.
sedangkan masyarakat sederhana adalah sekumpulan masyarakat yang mempunyai pola
pikir yang primitif, yang hanya membedakan antara laki-laki dan perempuan saja.
5. Perilaku
massa
Massa dapat diartikan sebagai bentuk
kolektivisme (kebersamaan). Massa adalah
kumpulan orang banyak dalam tempat, waktu yang sama dan biasanya mempunyai
tujuan yang sama. Oleh karena itu psikologi massa akan berhubungan perilaku
yang dilakukan secara bersama-sama oleh sekelompok massa. Fenomena kebersamaan
ini diistilahkan pula sebagai Perilaku Kolektif (Collective Behavior).
- Kondisi – kondisi pembentuk perilaku massa
Neil Smelser mengidentifikasi beberapa kondisi yang memungkinkan munculnya perilaku kolektif , diantaranya:
a. Structural
conduciveness: beberapa struktur sosial yang
memungkinkan munculnya perilaku kolektif, seperti:
pasar, tempat umum, tempat peribadatan, mall, dst
b. Structural Strain:
yaitu munculnya ketegangan dlam masyarakat
yang muncul secara tersturktur. Misalnya: antar
pendukng kontestan pilkada.
c. Generalized
beliefs : berbagi interpretasi acara
d. Precipitating
factors: ada kejadian pemicu (triggering incidence).
Misal
ada pencurian, ada kecelakaan,
e.
Mobilization for actions: adanya mobilisasi massa. Misalmya : aksi
buruh,
rapat umum suatu ormas, dst
f. Failure of Social
Control – akibat agen yang ditugaskan melakukan
kontrol
sosial tidak berjalan dengan baik.
6. Peranan Elite terhadap Massa
Kelompok elite penguasa ini tidak
mendasarkan diri pada fungsi-fungsi sosial tetapi lebih bersifat kepentingan-kepentingan
birokrat. Kita bisa menjumpai kelompok penguasa ini pada berbagai perhimpunan
yang bersifat khusus, pada kelompok birokratis yang berfungsi sebagai pembuat
kebijakan-kebijakan maupun sebagai pelaksana dan sebagai elite pemerintah.
·
Pemuda Dan Sosialisasi
1. Internalisasi belajar &
Spesialisasi
A. Pengertian Pemuda
A. Pengertian Pemuda
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam
pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
a. Kemurnian idealismenya
b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
c. Semangat pengabdiannya
d. Spontanitas dan dinamikanya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.
a. Kemurnian idealismenya
b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
c. Semangat pengabdiannya
d. Spontanitas dan dinamikanya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.
B. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi diartikan sebagai sebuah
proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan
yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai, dan norma-norma social yang
terdapat dalam masyarakat agar dapat diterima oleh masyarakatnya.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi
dibagi menjadi dua: sosialisasi primer
(dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder
(dalam masyarakat).
Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi
total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut,
terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat
luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang
terkukung, dan diatur secara formal.
>Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi
primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan
belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga).
>Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah
sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu
dalam masyarakat.
C. Internalisasi Belajar Dan
Spesialisasi
Internalisasi adalah proses norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti
sampai institusionalisasi saja,akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah
mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat. Norma-norma ini kadang
dibedakan antara norma-norma ;
- Norma-norma
yang mengatur pribadi yang mencakup norma kepercayaan yang bertujuan agar
manusia berhati nurani yang bersih.
- Norma-norma
yang mengatur hubungan pribadi, mencakup kaidah kesopanan dan kaidah hukum
serta mempunyai tujuan agar manusia bertingkah laku yang baik dalam pergaulan
hidup dan bertujuan untuk mencapai kedamaian hidup.
>Proses sosialisasi
- Tahap persiapan
(Preparatory Stage)
- Tahap meniru (Play Stage)
- Tahap siap bertindak (Game Stage)
- Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
D. Peranan sosial mahasiswa & pemuda di masyarakat
Mahasiswa adalah kelompok pelajar yang bisa dikatakan sebagai golongan
terdidik, karena mampu untuk mengenyam pendidikan tinggi, di saat sebagian yang
lain dalam usia yang sama masih bergelut dengan kemiskinan dan keterbatasan
biaya dalam mengakses pendidikan, terutama pendidikan tinggi.
Predikat tersebut tentulah dapat
disinonimkan bahwa mahasiswa merupakan kaum intelektual, yang mempunyai basis
keilmuan yang kuat sesuai dengan jurusan yang diambil masing-masing mahasiswa,
yang berarti kemampuan akademik mahasiswa dapat diandalkan sebagai salah satu
asset negara ini. Tetapi, mahasiswa juga merupakan sebuah entitas social yang
selalu berinteraksi dengan masyarakat dari segala jenis lapisan, sehingga dalam
hal ini mahasiswa pun dituntut untuk memainkan peran aktif dalam kehidupan
social kemasyarakatan.
Pemuda adalah tulang punggung masyarakat. Generasi tua memilki keterbatasan
untuk memajukan bangsa. Generasi muda harus mengambil peranan yang menentukan
dalam hal ini. Dengan semangat menyala-nyala dan tekad yang membaja serta visi
dan kemauan untuk menerima perubahan yang dinamis pemuda menjadi motor bagi
pembangunan masyarakat.
2. Pemuda dan Identitas
Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan Generasi Muda ada dua,yaitu :
Pengertian pokok pembinaan dan pengembangan Generasi Muda ada dua,yaitu :
- Generasi Muda sebagai Subyek
Generasi
Muda subyek adalah mereka yang telah dibekali ilmu dan kemampuan serta landasan
untuk dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa,
dalam rangka kehidupan berbangsa bernegara serta pembangunan nasional.
- Generasi Muda sebagai Obyek
Generasi
Muda Obyek adalah mereka yang masih memerlukan bimbingan yang mengarah kan
kepada pertumbuhan potensi menuju ke tingkat yang maksimal dan belum dapat
mandiri secara fungsional di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta
pembangunan nasional.
Masalah dan Potensi Generasi Muda
>Permasalahan Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi yang muncul pada saat ini antara lain :
a. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan
>Permasalahan Generasi Muda
Berbagai permasalahan generasi yang muncul pada saat ini antara lain :
a. Menurunnya jiwa idealisme, patriotisme, dan nasionalisme dikalangan
masyarakat,
termasuk jiwa pemuda.
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan
b. Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
c. Belum seimbangnya antara jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan
yang tersedia, baik formal dan informal.
Tinggimya jumlah putus sekolah yang
tidak hanya merugikan generasi muda
sendiri, tetapi juga merugikan bangsa.
d. Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat
d. Kekurangan lapangan dan kesempatan kerja serta tingginya tingkat
pengangguran dan setengah pengangguran
dikalangan generasi muda
mengakibatkan berkurangnya produktivitas
nasional dan memperlambat
kecepatan laju perkembangan pembangunan
nasional serta dapat menimbulkan
berbagai problem sosial lainnya.
>Potensi-potensi Generasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
a. Idealisme dan Daya Kritis
b. Dinamika dan Kreativitas
c. Keberanian Mengambil Resiko
d. Optimis dan Kegairahan Semangat
e. Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni
f. Terdidik
g. Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan.
h. Patriotisme dan Nasionalisme
i. Sikap Kesatria
j. Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi
>Potensi-potensi Generasi Muda
Potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan adalah sebagai berikut :
a. Idealisme dan Daya Kritis
b. Dinamika dan Kreativitas
c. Keberanian Mengambil Resiko
d. Optimis dan Kegairahan Semangat
e. Sikap Kemandirian dan Disiplin Murni
f. Terdidik
g. Keanekaragaman dalam Persatuan dan Kesatuan.
h. Patriotisme dan Nasionalisme
i. Sikap Kesatria
j. Kemampuan Penguasaan Ilmu dan Teknologi
>Tujuan sosialisasi ada 4 yaitu:
- Memberikan keterampilan terhadap seseorang agar mampu mengimbangi hidup bermasyarakat.
- Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
- Membantu mengendalikan fungsi – fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
- Membiasakan diri dengan berprilaku sesuai dengan nilai – nilai dan kepercayaan pokok yang ada dimasyarakat.
Pengertian
pendidikan dan perguruan tinggi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki ilmu di bidang keinginannya masing-masing agar
bermanfaat bagi agama, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Sedangkan perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara
pendidikan tinggi disebut Mahasiswa sedangkan tenaga pendidikan perguruan
tinggi disebut dosen. disinilah seseorang dapat mengembangkan lebih dalam lagi
ilmu-ilmu yang telah didapat dari pendidikan sebelumnya (SD,SMP,SMA), yang akan
berpeluang besar menggantikan generasi sebelumnya, dan dapat memajukan bangsa
dan negaranya.